Aku tau ini terlalu bodoh untuk difikirkan disaat semua tengah bersenda gurau dengan secuil kebahagiaan mereka. Hanya sanjungan Sang hujan yang mampu menghiburku. Ini nyata sungguh nyata. Tapi apakah ini nyata untukmu?
Kenapa aku tak mampu lepas dari penulisan tentang perasaan akan lubuk jiwa yang terluka. Kenapa, mengapa??
Apakah ini yang membuatku berbeda dengan yang lain? Disaat semua mampu berbicara & turun tangan masalah bangsa yang menurutku tak ada keadilan, mengapa aku masih terpaku dengan perasaanku ini dan hanya diam ditempat!!!!?
Aku hanya, mungkin hanya bisa berbicara tentang rasa. Rasa yang bisa membuatku mampu hidup walau terkadang diriku tak punya perasaan.
Ini curahan hati sang pujangga, yang tak seorangpun boleh tau atas apa yang tengah terbayang dibenakku akan kehidupan yang sesungguhnya sangat pahit ketika ku merasa disaat dunia tengah mengadili dan tak adil.
Sungguh tak terbayangkan akan keterpurukan perasaan.
Hampa kalbu yang tak mampu terucap.
Ah apa – apa an aku ini bercerita pada sebuah kertas yang tak mampu berbicara
Rara berubahlah demi kebebasan hatimu..
Remember because in here that love you don’t forget with u....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar