Kamis, 07 April 2011

ZAT ADITIF


BAB I
1.1  Latar belakang
Penyalahgunaan zat adiktif lebih merupakan masalah sosial. Pencegahannya harus ditangani secara terpadu, khususnya antara aspek tatanan kehidupan sosial, hukum dan penegakannya, administrasi dan pengawasan obat, pendidikan, serta terapi dan rehabilitasi ‘korban’ ketergantungan zat adiktif tersebut. Dengan demikian aspek terapi dan rehabilitasi sebenarnya, sekali lagi, hanya merupakan sebagian kecil dari keseluruhan ikhtiar penanggulangan, meskipun saat ini merupakan hal yang ramai dipermasalahkan. Ketergantungan zat adiktif adalah penyakit yang dibuat oleh manusia sendiri. Terapi dan rehabilitasinya bergantung kepada manusia itu sendiri pula. Berbeda dengan masalah penanggulangan masalah zat adiktif yang lebih merupakan masalah sosial, masalah penanganan ‘pasien” ketergantungan zat merupakan masalah medikososial. Dengan demikian penanganan tersebut pun bergantung kepada aspek bio-psiko-sosial, memerlukan pendekatan menyeluruh yang didukung oleh suatu tim yang terdiri atas berbagai cabang ilmu kedokteran.
     Dalam teori Sigmund Frued, yang sebenarnya Freud bukanlah orang pertama yang menemukan ide tentang alam sadar versus alam bawah sadar. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita. Teori Frued terlalu menitikberatkan pada seksualitas bukan tidak didasarkan pada fenomena seksualitas yang kasat mata dalam masyarakatnya. Teorinya didasarkan intensnya usaha mengingkari seksualitas itu sendiri, ( George Boeree, 2008 ).
    
     Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika sangat berbahaya bagi diri sendiri, keluarga, maupun kehidupan sosial di sekitar kita. Dampak negatif pemakaian zat adiktif dan psikotropika pada diri sendiri, yaitu rusaknya sel saraf, menimbulkan ketergantungan, perubahan tingkah laku, dan menimbulkan penyakit (jantung, radang lambung dan hati, merusak pankreas, dan berisiko mengidap HIV positif). Pada dosis yang tidak tepat akan mengakibatkan kematian.
Dalam kehidupan sosial, penyalahgunaan pemakaian zat adiktif dan psikotropika, di antaranya: sering membuat onar atau perkelahian (misalnya, perkelahian pelajar), melakukan kejahatan (pencurian dan pemerkosaan), kecelakaan, timbulnya masalah dalam keluarga, dan mengganggu ketertiban umum. Ketergantungan zat ditandai dengan adanya berbagai masalah yang berkaitan dengan konsumsi suatu zat. Ini mencakup penggunaan zat yang lebih banyak dari yang dimaksudkan, mencoba untuk berhenti, namun tidak berhasil, berbagai masalah fisik atau psikologis yang semakin parah karena penggunaan obat, dan mengalami masalah dalam pekerjaan atau dengan teman – teman. Kecanduan didiagnosis bila masuknya suatu zat kedalam tubuh mempengaruhi system saraf pusat dan menimbulkan berbagai efek kognitif dan perilaku maladaptive. Berbagai gangguan utama yang berkaitan dengan penggunaan zat, yaitu melibatkan alcohol, mengisap nikotin dan rokok, mariyuana, sedative dan stimulan, dan halusinogen.
     Istilah alkohol tentu tidak asing lagi diantara kita apalagi para pemuda. Tentu adaperbedaan antara ketergantungan dan penyalahgunaan alcohol. Penyalahgunaan alcohol sering kali merujuk ke aspek konsumsi alcohol yang berlebihan dan berbahaya. Orang – orang yang tergantung pada alcohol secara umum memiliki gangguan yang parah diantara seperti putus asa, dengan secara tidak sadar dia terjerumus kedalam penggunaan zat aditif. Keputusasaan yang dialami seseorang akan menjadikan alcohol sebagai pelariannya. Dengan adanya meminum alcohol, seserorang tersebut akan merasa lebih tenang, dan hal itu akan menjadikan seseorang menjadi peminum. Orang – orang yang mengalami ketergantungan pada alcohol mungkin butuh minum alcohol setiap hari dan tidak mampu untuk menghentikan atau mengurangi konsumsinya meskipun berulang kali berupaya untuk berhenti sepenuhnya atau membatasi minum alcohol hanya pada waktu tertentu dalam sehari. Ketergantungan sering kali menyebabkan berbagai masalah social dan pekerjaan, pertengkaran dengan keluarga atau teman – teman, atau terkadang agresifitas dalam keadaan terintoksikasi, sering membolos dari pekerjaan, dan ditahan karena intoksikasi atau kecelakaan lalu lintas.
     Penggunaan dan ketergantungan alcohol sering kali merupakan bagian dari penyalahgunaan banyak zat, menggunakan atau menyalahgunakan lebih dari msatu zat pada suatu waktu. Selain itu alcohol berfungsi sebagai isyarat merokok; frekuensi merokok dua kali lebih sering dalam berbagai situasi dimana orang yang bersangkutan minu alcohol ( Shiffman, dkk, 1994 ). Nikotin yang tergantung dalam rokok dapat menimbulkan toleransi terhadap efek alcohol yang menyenangkan, demikian juga sebaliknya. Penggunaan alcohol banyak terjadi dikalangan orang – orang dewasa seusia mahasiswa. Minum berlebihan bahkan sering terjadi dikalangan murid SMU. Dalam populasi perguruan tinggi, minum berlebih sering kali dihubungkan dengan perkumpulan dan kehidupan organisasi. Anggota sebuah perkumpulan atau organisasi memang dikaitkan dengan konsumsi alcohol yang lebih banyak selama di perguruan tinggi, namun tidak berhubungan dengan tetap mengkonsumsi alcohol dalam jumlah banyak setelah lulus dari perguruan tinggi ( Sher, Bartholow, Shivani, 2000 ).


1.2    Identifikasi Masalah

Peyalah gunaan zat adictip sering dilakukan para remaja maupun orang dewasa. Penggunaan zat adictip yang berlebihaan akan membahayakan kesehatan tetapi terkadang mereka terkadang mereka tidak memperdulikannya. Bahaya penggunaan zat adictif dapat dirasakan pula oleh orang yang tidak menggunakannnya.
1.3    Rumusan Masyalah.
Suatu keadaan dimana remajamenggunakan zat adictif sebagai pelarian yang disebabkan oleh suatu masyalah tertentu yang tengah dialaminya, sedangkan dampak pemakaian zat adictip tidak terlalu diperhatikan.
1.4    Batasan masalah
Dalam pembuatan karya ilmiah ini, masalah yang diambil dari kalangan remaja dan orang dewasa. Objek yang digunakan adalah pengamatan dari perilaku remaja dan referensi lainnya sebagai penunjang.
1.5    Tujuan
·         Untuk mengetahui seberapa besar efek yang ditimbulakn dari penggunaan zat adictif.
·         Untuk menjelaskan dampak dari zat adictif.
·         Untuk menggetahui apa saja zat adictif itu.
·         Untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang zat aditif.
·         Untuk mengetahui tentang NAPZA.
1.6    Mamfaat
·         Untuk membantu agar dapat mengurangi konsumsi alcohol.
·         Untuk meyalah gunakan zat aditif.
·         Untuk mengurangi angka kematian.
·         Untuk mencegah anak dibawah umur mengkonsumsinya.





BAB II
ISI
ALKOHOL
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diperoses dari bahan hasil pertaniaan yang menganng kardohidrat dengan cara fermentasi dan dan distilasi / fermentasiberupa destilasi, maupun yang diperoses dengan cara mencampur konsentrat dengan etanol / dengan cara pengenceran minuman mengandung alcohol.

Bagi sebagian anak muda telah biasa mengkonsumsi alkohol, tetapi mereka tidahk memperdulikan efek dari alcohol tersebut. Effek dari alcohol tersebut berpengaruhi pola piker seseorang yang tenang menjadi emosi misalnya,  juga merubah  pikirang dan tingkah laku. Setiap orang meminum-minuman beralkohol dan ia biasa melakukan perbuatan yang tidak baik. Seperti pembunuhan adalah berhubungan dengan alcohol-diyakini bahwa lebih dari separoh jumlah pembunuhan dilakukan dibawah pengaruh alcohol. Sebagaimana juga perkosaan, peyerangan, dan kekerasan dalam kekeluarga (Murdoch, Pihl dan Ross, 1990).

Efek jangka pendek Alkohol bervariasi, tergatung kadar konsumsi zat tersebut dan dalam aliran darah, yang pada akhirnya tergantung pada bayaknya alcohol yang dikonsumsi dalam satu kurun waktu tertentu. Efek yang di timbulkan biasa bersifat meransang, peminum merasakan suatu perasaan sosiabilitas dan nyaman dan ekspansif sering naiknya kadar alcohol dalam darah, namun setelah kadar alcohol dalam darah mencapai puncaknya dan mulai turun alcohol berpungsi sebagai depresun, dan si peminuman dapat mengalami pemikiran dalam berbagai emosi social. Orang-oarang yang benar-benar mengkonsumsi alcohol juga menuturkan mengalami peningkatan ransangan seksual meskipun alcohol kurang membuat mereka teransang secara fisiologis (Farkas dan Rosen, 1976). Penggunaan alcohol dalam waktu lama ditubuh berkurangnya asupan protein berkontibusi terhadap timbulnya sirosis hati, satu peyakit dimana beberapa sel hati dipenuhi lemak dan protein sehingga melemahkan fungsingya. Selain itu pengguna alcohol dalam waktu lama, ada pun tiga golongan minuman alcohol:
a.       Golongan A
Adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1% - 5%.
Contohnya: bir, green send.
b.      Golongan B
Adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5% - 20%.
Contonya: Anggur koleson.
c.       Golongan C
Adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20% - 55%.
Contohnya: arak, wiski, vodka.
Orang yang mengkonsumsi alcohol tidak lepas dengan adanya rokok, nikotin, dan NAPZA. Nikotin adalah zat dalam tembakau yang meyebakan kecanduan terdap pada rokok. Diantara berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan, dan hamper pasti disebabkan atau diperparah oleh kebiasaan merokok dalam waktu lama adalah emfisema, yaitu kanker lareng dan esophagus, dan sejumlah peyakit kardiovarskular, seperti halnya alcohol, kerugian sosiekonomi karena merokok sangat besar.

MARYUANA
            Mariyuana terdiri dari daun dan bagian atas yang berbunga dari sejenis tanaman rami yang dikeringkan dan dihancurkan, yaitu Canabis sativa. Tanaman rami ditanam secara besar – basaran di Amerika Serikat bukan untuk kebutuhan merokok, namun diambil seratnya, yang digunakan dalam pembuatan kain dan tali. Penggunaan maryuana dilarang secara hokum disebagian besar Negara – Negara di dunia, yang banyak diantaranya terikat dalam kesepakatan bersama PBB untuk melarang penjualannya ( Goodwin & Guze, 1982 ). Seperti halnya sebagaian besar obat – obatan lain, mariyuana mengandung berbagai resiko. Para perokok mariyuana menemukan bahwa obat tersebut membuat mereka merasa rileks dan mudah bersosialisasi. Mariyuana menghambat banyak fungsi kognitif. Mabuk karena mariyuana melemahkan ketrampilan psikomotorik kompleks yang diperlukan mengendarai kendaraan bermotor. Kita ketahui bahwa penggunaan mariyuana dalam waktu lama secara serius merusak struktur dan fungsi paru – paru ( Grinspoon & Bakalar, 1995 ).


NAPZA
          Napza adalah singkatan dari NArkotika, Psikotropika dan Zat Aditif lainnya, sering juga disebut dengan istilah narkoba.
Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :
Ø  Narkotika golongan I, adalah narkotika yang hanya digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi.
Contoh : Tanaman Opium ( Papaver somniferum l. )
                Tanaman Koka ( Erythroxylon coca )
               Tanaman Ganja ( Canabis sativa )
Ø  Narkotika golongan II, adalah narkotika yang dapat digunakan dalam terapi.
Contoh :  Morfina                               Petidina
                Fentanil
Ø  Narkotika golongan III, adalah yang berkhasiat pengobatan dan terapi serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Kodena                                Etil morfina ( dionina )
            Tidak ada satupun manfaat dari penyalahgunaan NAPZA,

PSIKOTROPIKA
            Psikotropika didefinisikan sebagai zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan kekhas pada aktifitas mental dan perilaku.
            Sama halnya dengan narkotika, Psikotrapika juga dibagi menjadi empat golongan.
Ø  Psikotrapika golongan I, adalah yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Ø  Psikotropika golongan II, adalah yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Ø  Psikotropika golongan III, adalah yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta memp[unyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Ø  Psikotropika golongan IV, yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.





BAB III
1.1  Kesimpulan
Penyalahgunaan zat aditif tidak lepas dari factor latar belakang masalah yang tengah dihadapi. Ketergantungan zat aditif dapat ditanggulangi  dengan cara mengurangi pemakaian, mencari teman untuk membantu mengatasi masalah yang tengah dihadapi. DRUGS ( istilah keren NAPZA ) bukan, sama sekali bukan tolok ukur untuk bisa dianggap gaul dan bernyali, jika ada yang menganggap gaul dan bernyali hanya dengan pakai drugs, maka orang itu 100% jadul dan mesti dijauhi, karena justru tidak gaul.

1.2  Saran
Sebaiknya para remaja dan dewasa di era sekarang haruslah berhati – hati dan dapat memfilter apa yang telah di terima. Jangan sampai terjerumus ke dalam situasi yang memungkin untuk  masuk ke dalam hal yang dapat merugikan kesehatan, diri sendiri, dan orang lain.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar